Senin, 04 April 2011

RESUME EKOLOGI LAUT TROPIS


EKOLOGI
Inti permasalahan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkunagan hidupnya. Ilmu tentang hubungan timbale balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut ekologi. Oleh karena itu permasalahan hidup pada hakekatnya adalah permasalahan ekologi.
Istilah ekolohi pertama kali digunakan oleh Haeckel seorang ahli ilmu hayati, dalam pertengahan dawarsa 1860-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat diartiakn juga sebagai ilmu tentang rumah tangga maklhuk hidup.
Dalam pengelolaan lingkunagan pandangan kita bersifat antroposentris, yaitu melihat permasalahannya dari sudut kepentinganmanusia. Walaupun tumbuhan, hewan, dan tak hidup diperhatikan, namun perhatian itu secara eksplisit dan implicit dihubungkan dengan kepentingan manusia. Kelangsungan hidup suatu jenis tumbuhan atau hewan, misalnya, dikaitkan dengan peranan tumbuhan atau hewan itu dalam memenuhi kenutuhan hidup kita, baik meteriil, misalnya sebagai bahan makanan, maupun nin materiil, misalnya nilai ilmiah dan estetisnya. Dalam pengelolaan lingkungan, ekologi yang kita butuhkan ekologi manusia. Ia merupakan cabang khusus ekologi, disamping ekologi tumbuhan, ekologi hewan, dan eklogi jasd renik.   

Konsep ekosistem
Suatu konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu ekosistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Pengertiaanya suatu sitem terdiri atas komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) disuatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ini terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen mempunyai fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjadi.
Kita dapat membuat batas ekosistem yang kecil atau besar. Suatu akuarium, misalnya, dapatlah kita anggap sebagai suatu ekosistem. Sebuah hutan yang luasnya beberapapuluh ribu hektar merupakan juga suatu ekosistem. Demikian pula seluruh bumi ini dapat dianggap sebagai ekosistem yang besar.
Dalam hal akuarium, ekosistem itu terdiri atas ikan, tumbuhan air, dan plankton yang terapung dan melayang dalam air sebagai komponen makhluk hidup serta pasir, air, mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air sebagai komponen tak hidup. Kita lihat adanya keteraturan dalam ekosistem ekuarium itu.
Suatu ekosistem dapat dibagi dalam bebrapa sub ekosistem. Misalnya, ekosistem bumidapat dibagi dalam sub-ekosistem lautan, sub-ekosistem daratan, sub-ekosistem danau, dan sub-ekosistem sungai. Sub-ekosistem daratan dapat pula dibagi dalam bagian-bagian sub-ekosistem hutan, sub-ekositem belukar, sub-ekositem padang pasir. Antara masing-masing sub-ekositem itu terdapat arus, energi, dan informasi. Pembagian demikian itu berguna untuk mempelajari suatu ekosistem yang besar.
Dengan adanya konsep ekosistem, kita memandang unsur-unsur dalam lingkungan hidup kita tidak secara tersendiri, melainkan secara terintegrasi sebagai komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut pendekatan ekosistem, atau pendekatan holistic, yaitu berlawanan dengan pendekatan analitik yang parsial. Hubungan parsial antara komponen yang mengikat mereka dalam kesatuan yang teratur merupakan pendekatan utama dalam pendekatan ekosistem.

Materi
Tubuh kita, hewan, tumbuhan, batu, dan lain-lain tersusunoleh materi. Materi itu terdiri dari unsur kimia, sepertikarbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan fosfor (P). Unsur-unsur kimia berkombinasi membentuk molekul. Misalnya, molekul gas oksien tediri dari atas dua atom H dan sutu atom O (H2O).
Dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau, 6 molekul CO2 dan 6 molekul air (H2O) diolah menjadi suatu molekul gula glukose. Gula glucose merupakan salahsatu bentuk zat organik.
Materi mengalir dari mata rantai makanan yang satu ke rantai makanan yang lain. Jika makhluk mati, tidak berarti aliran materi berhenti, melainkan makhluk yang mati menjadi makanan makhluk yang lain. Misalnya bangkai hewan, “dimakan” oleh jasad renik, seperti bakteri dan jamur dalam proses pembusukan. Dalam proses ini dibutuhkan untuk pembentukan tubuh jasad renik. Sebagian lagi terurai menjadi gas, cairan, mineral. Salahsatu gas yang terbentuk ialah CO2. Gas CO2 kemudian digunakan oleh tumbuhan untuk peoses fotosintesis. Tumbuhan dimakan oleh hewan herbivora dan berulanglah proses makan memakan. Daur materi itu disebut daur biogeokimia, karena daur mengikuti proses biologi, geologi, dan kimia. 

Energi
Energi kita lakukan untuk melakukan kerja. Dengan kata lain tanpa energi kita tidak dapat melakukan kerja. Energi dapat kita lihat. Yang terlihat adalah efek energi tersebut. Misalnya, kita menggunakan energi untuk mendorong suatu benda.
Dalam kehidupan kita mengguanakan 3 jenis energi, yaitu energi yang berasal dari matahari, panas bumi, dan energi nuklir yang berasal dari reaksi nuklir dalam reactor atom. Sebenarnya energy matahari juga berasal dari reaksi nuklir yang terjadi dalam matahari. Energi itu dipancarkan matahari oleh matahari dalam bentuk sinar.
Hingga sekarang energy yang terbanyak yang kit apakai ialah energi maahari, terutama yang ditambat oleh tumbuhan hijau. Penambatan energi matahari itu terjadi dalam proses fotosintesis. Dalam proses ini energi matahari diubah menjadi energy kimia yang tersimpan dalam molekul gula glucose. Gula diubah menjadi pati yang tersimpan dalam tubuh dan digunakan sebagai bahan untuk membentuk tubuh tumbuhan. Energi yang terkandung dalam tubuh tumbuhan itu menjadi sumber energi makhluk lain.
            Dibawah kondisi tertentu tumbuhan yang mati tidak membususk, melainkan jadi fosil, bisalnya dalam bentukbatubara. Dalam batubara masih tersimpan energi yang semula ada dalam tubh tumbuhan. Dari makhluk hidup lain dalam kondisi tertentu dapat terbentuk minyak bumi. Dalam miyak bumi juga masih tersimpan energi yang semula terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Batubara dan minyak bumi disebut bahan bakar fosil.  

Habitat
Semua makhluk mempunyai tempat hidup yang disebut habitat. Misalnya, habitat ikan emas ialah perairan tawar dan habitat ikan hiu adalah perairan asin di laut. Habitat dalam batas tertentu sesuai dengan persyaratan hidup makhluk yang menghuninya. Batas bawah persyaratan hidup disebut titik minimum dan batas atas disebut titik maksimum. Antara dua kisaran itu terdapat optimum. Ketiga titik itu, yaitu minimum, maksimum, dan optimum, disebut titik cardinal. Sebenarnya masing-masing titik kardikal itu merupkan pula kisaran.
Apabila sifat habitat berubah sampai di luar titik minimum atau maksimu, makhluk itu akan mati atau harus pindah ke tempat lain. Apabila perubahannya lambat, misalnya terjadi selama beberapa generasi, makhluk itu umumnya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru di luar batas semula. Melalui proses adaptasi itu sebenarnya telah terjadi makhluk yang mempunyai sifat yang lain, yang disebut ras baru, bahkan dapat terjadi jenis baru.
Ikan salem, yan terkenal di Eropa dan Amerika Utara, waktu dewasa mempunyai habitat di laut. Waktu akan bertelur ikan itu berenang ke sengai sampai hulu.di daerahhulu ikan bertelur. Anak ikan untuk beberapa tahun tinggal disungai. Kemudian kembali ke laut untuk menjadi dewasa sampai saatnya ikan akan bertelur.

Relung
Di dalam habitatnya makhluk mempunyai cara tertentu untuk hidup. Cara hidupnya disebut relung. Relung itu ada yang bersifat umum, adapula yang bersifat khas. Makhluk yang mempunyai relung yang umum disebut generalis.
Makhluk yang hanya makan sedikit jenis makanan disebut spesialis. Spesialis ada yang oligofag, artinya makan sedikit jenis. Ada yang disebut monofag, yaitu yang makan satu jenis saja. Wereng misalnya, adalah monofag. Makanannya hanya tanaman padi.
Relung dapat diartikan sebagai profesi makhluk dalam habitatnya. Profesi menunjukan fungsi makhluk itu didalam habitatnya. Habitat itu disebut alamat makhluk. Berjenis makhluk dapat hidup bersama dalam satu habitat. Akan tetapi apabila dua jenis makhluk mempunyai relung yang sama, akan terjadi persaingan. Makin besar tumpang tindih relung kedua jenis makhluk itu, makin intensif persaingannya. Dalam keadaan itu, masing-masing jenis akan mempertinggi efisiensi cara hidup atau profesinya. Masing-masing akan menjadi lebih spesialistis, yaitu relungnya menyempit. Jadi efek persaingan antar jenis ialah menyempitnya relung jenis yang bersaing, sehingga terjadi spesialisasi.
Apabila populasi suatu jenis menjadi besar, terjadi pula persaingan antar-individu dalam jenis tersebut. Dalam persaingan ini individu yang lemah akan terdesak ke bagian relung yang marjinal. Efek persaingan antar-individu dalam satu jenis ialah melebarnya relung. Jenis itu menjadi lebih generalis.
Makin spesialistis suatu jenis, makin rentan populasinya. Misalnya wereng yang monofog dan hidup dari tanaman padi, populasinya kecil setelah masa panen dan membesar lagi setelah sawah ditanami padi. Populasi yang kecil setelah panen menanggung resiko kepunahan. Sebaliknya, jenis makhluk yang generalis, populasinya tidak banyak berfluktuasi. Ia dapat pindah dari jenis makanan yang satu ke makanan yang lain.
Dalam sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di dalamnya, maka akan terjadi interaksi antara individu dan populasi tersebut. Hubungan tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut meliputi :
-          Interaksi netral yaitu hubungan yang saling tidak berpengaruh satu sama lain. Misalnya hubungan antara kambing dan tikus.
-          Interaksi kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang sama-sama berburu mangsa.
-          Interaksi predasi yaitu hubungan dimana terjadi peristiwa memangsa dan dimangsa antara komponen ekosistem. Misalnya harimau memangsa kijang.
-          Interaksi simbiosis mutualisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem yang saling menguntungkan satu sama lain. Misalnya hubungan antara kerbau dengan burung yang memakan kutu di tubuh kerbau, kerbau diuntungkan dengan tidak adanya kutu dan burung diuntungkan karena mendapat makanan.
-          Interaksi simbiosis komensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosistem dimana salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan tidak pula dirugikan. Misalnya hubungan antara anggrek yang menempel pada tumbuhan.
-          Interaksi simbiosis parasitisme yaitu hubungan antar kompoen ekosistem dimana salah satu pihak diuntungkan, sedangkan pihak lain dirugikan. Misalnya hubungan antara benalu dan tumbuhan.
-          Hubungan antibiosa atau amensalisme yaitu hubungan antar komponen ekosisem dimana salah satu pihak dapat mengahmbat kehidupan yang lain. Misalnya hubungan antara alelopati dari gulma.
Aliran energi dalam niche

TINGKATAN TROFIK IV (DEKOMPOSER)

TINGKATAN TROFIK III (KONSUMEN II)

TINGKATAN TROFIK II KONSUMEN I

TINGKATAN TROFIK I (PRODUSEN)

Materi mengenai adaptasi, suksesi, evolusi bisa dilihat di situs allan di www.gavarion2.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar