Pernah nggak sih kepikiran dalam benak kita bahwa dalam diri manusia sebenarnya punya jiwa seni? Seni yang seperti apa? Kemudian seni sendiri itu apa?
Menurut Ki Hajar Dewantara seni memiliki pengertian indah, artinya segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni diklasifikasikan dalam lima kelompok diantaranya seni sastra, seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater
Kontek kebudayaan Indonesia menghasilkan nilai-nilai karya seni. Kesenian merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman atau seniwati dalam lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan dalam wujud karya seni dan dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).
Seniman yang seperti apa yang diperlukan dalam membentuk karakteristik budaya suatu bangsa? Untuk menjadi seorang seniman tak perlu bermodal tampan, cantik, dan komersil. Cukup bermodalkan potensi yaitu percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri.
Percaya atau tidak dalam diri kita memiliki potensi lebih menjadi seorang seniman. Terkadang kebanyakan orang terlalu mengebelakangkan potensi diri yang mereka miliki. Mereka tidak menyadari bahwa dalam diri mereka terdapat bakat yang luar biasa dari biasanya terutama bidang kesenian.
Seorang seniman ia terbebas dari pikiran-pikiran termasuk kaidah-kaidah bahwa kelak hasil karya ciptanya itu akan termasuk ke dalam karya seni. Tapi janganlah menutup pintu optimis kita dalam berseni karena kesenian itu sendiri merupakan proses usaha untuk mencipta sesuatu bentuk yang melahirkan rasa senang dengan tetap berpatokan pada estetika ketika proses penciptaannya.
Bakat itu sendiri dapat membentuk pribadi yang berjiwa seni. Tanpa kita sadari hobi yang ditekuni dapat menghasilkan suata karya inovasi, karena hasil seni pun sebagai implikasi keunggulan daya cipta manusia. Seni yang berawalkan hobi sendiri bisa diperoleh dari gerak gemulai suatu tubuh, tangan halus pembuat bentuk, dan suara merdu sang penyanyi. Misalnya kebiasaan menggambar dikreasikan menjadi seni lukis, menyanyi dikenal seni teknik suara, dan berekspresi ditonjolkan seni teater atau drama.
Pernah mendengar atau menonton grup musik Saratuspersen? Sekumpulan anak-anak muda asal Bandung ini pernah sempat beberapa kali tampil di stasiun layar televisi swasta sebagai peserta berbakat Indonesia dibidang musik. Mereka mampu menciptakan karya seni kreatif musik modern dengan instrument musik tadisional.
Awal terbentuk tahun 2001 bermulai dari sesama teman sekelas mahasiswa jurusan karawitan atau seni musik di STSI (Sekolalah Tinggi Seni Indonesia), Bandung Jawa Barat. Grup yang sekarang terdiri dari 12 personil dulunya hanya beranggotakan 2 orang. Tahun 1999 mulai menciptakan lagu bertemakan nusantara.
“Kami berangkat dari inisiatif sendiri dalam bermain musik tanpa ada latihan khusus, maka potensi bermusik saya aplikasikan di Saratuspersen. Jiwa seni saya sudah ada karena faktor keluarga yang notabennya pemain drum,” ujar Rusli Kustaman, drummer sekaligus personil tertua di Saratuspersen.
Saratuspersen ini tidak hanya sekedar menciptakan musik belaka tetapi mencoba mengubah paradigma alat musik tradisional yang terkesan kuno menjadi nuansa musik modern. Alat yang dimainkan terbilang unik mulai dari djimbe, kendang sunda, suling, tarompet sunda, kantil, pamade, dan gamelan bali sebagai instrumen tradisional. Sedangkan modernnya diiringi instrument barat yaitu bass, biola, saxophone, bongo, rotothom, trombone, trumpet dan drum.
Nama saratuspersen sendiri diambil dari seratus dibagi seratus menjadi satu. Dengan arti bahwa berbagai macam ragam budaya didunia terkonsepkan menjadi satu. Aliran musik yang mereka geluti memiliki unsur musik bali, nusantara, dan kendang sunda. “Keragaman semua musik ini dipandang orang sebagai musik campuran yang dikenal dengan World Music”, jelasnya.
Musik yang ditampilkan mendapat support lebih dari teman-teman sekampusnya. “Lagu saratuspersen enak banget ditelinga, soalnya lagu meraka perpaduan antara gamelan Bali sama musik modern, jadi musiknya ceria kedengarannya,” opini Fanny mahasiswi STSI Bandung.
“Band ini tidak hanya memiliki bakat dalam berseni tapi juga memperkenalkan musik tradisonal ke manca negara. Banyak konser yang mereka ikuti mulai Negara Malasyia, Jepang, Australia, dan Singapura. Dan untuk tahun ini sedang persiapan menuju konser di Mexico, September atau Oktober,” Salut Mang Ucing yang sudah menjabat 4 tahun selaku manager Saratuspersen.
Suka duka dalam bermusik sudah mereka rasakan namun perjuangan dan optimismelah yang mengantarkan mereka kedunia musik saat ini. “Harapan kepada anak-anak muda teruslah berkarya selagi masih muda. Kalau suka bermusik proseslah seni musik yang bagus janganlah materialistis dan putus harapan ditengah jalan. terutama untuk produser musik tolong buka telinga lebar-lebar kepada anak-anak muda yang berkontribusi didunia musik dengan penilaian kualitas.” Tegas Uli panggilan akrabnya.
Menciptakan karya seni bukanlah hal yang sulit, namun menjadi seniman sejati perlu kearifan tinggi. Percaya akan kemampuan diri apa yang kita bisa itu jadi modal utama dalam berseni. Pertahankan dan tingkatkan potensi diri jika memang anda memiliki keahlian sejak dini dan teruslah asah bakat yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar